Karena Eropa Barat baru mengenal kertas pada abad ke-12, sedangkan
mesin cetak baru dikenal pada abad ke-15 maka pengembangan perpustakaan berjalan lambat. Ketika kertas sudah dikenal, sedangkan teknik pencetakan
masih primitive, di Eropa Barat dikenal sejenis terbitan bernama incunabula
yang berarti buku yang dicetak dengan menggunakan teknik bergerak
(movable type) sebelum tahun 1501. Pengaruhnya bagi perpustakaan adalah
perpustakaan terutama di Eropa hanya menyimpan naskah tulisan tangan
lazim yang disebut “manuskrip”. Makrip ini umumnya berbentuk gulungan,
disebut scroll.
Di Eropa Barat sekitar tahun 1440 tatkala Johann Gutenberg dari kota
Mainz, Jerman mencetak buku dengan tipe cetak gerak. Setiap aksara dilebur
ke dalam logam, kemudian dipindah ke dasar mesin pres lalu diberi tinta.
Kemudian ditaruh kertas di atasnya lalu digulung dengan lempeng pemberat.
Sejak penemuan Gutenberg ini (sebenarnya penemuan untujk kawasan Eropa)
pembuatan manuskrip yang semula ditulis tangan, kini dapat digandakan
dengan mesin cetak. Karena teknik pencetakan yang masih sederhana ini maka
hasilnya pun masih sederhana dibandingkan dengan buku cetakan masa kini.
Buku yang diterbitkan semasa ini hingga abad ke-16 dikenal dengan nama
incunabula.
Mesin cetak penemuan Gutenberg kemudian dikembangkan lagi
sehingga mulai abad ke-16 pencetakan buku dalam waktu singkat mampu
menghasilkan ratusan eksemplar. Hasilnya bagi perpustakaan ialah terjadinya
revolusi perpustakaan artinya dalam waktu singkat perpustakaan diisi dengan
buku cetak. Revolusi yang mirip sama terjadi hampir 400 tahun kemudian
ketika buku mulai digantikan bentuk elektronik. Dari Jerman, mesin cetak
kemudian tersebar keseluruh Eropa, kemudian dibawa lagi ke Asia tempat asal
usul mesin cetak.
Mesin cetak yang diasosiasikan dengan buku menimbulkan dampak
sosial yang besar. Misalnya, bila sebuah negara berada di bawah kekuasaan
yang mutlak, berbagai pengarang menulis buku dengan tujuan menentang
tirani. Hal ini sering berakhir dengan pelarangan buku yang menentang
kekuasaan, alasan lain menulis buku ialah untuk mata pencaharian. Banyak
orang hidup hanya dari menulis buku saja. Misalnya, para sastrawan dan
penulis novel. Alasan lain menulis buku ialah melakukan komunikasi formal
antara penulis dengan pembacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar